PERUBAHAN PARADIGMA DALAM PELAYANAN #1

Yeremia 33:3, "Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui."


perlu kita ketahui bahwa pasal Yeremia 30:1-33:26 berisi nubuat-nubuat Yeremia tentang pemulihan di masa depan dan penebusan baik Israel maupun Yehuda. Yeremia meyakinkan para buangan Yahudi yang menghadapi masa depan yang tanpa harapan bahwa umat pilihan Allah tidak akan musnah. Pasal ini kembali berbicara tentang pemulihan Israel dan Yehuda kepada perdamaian, kemakmuran, dan keutuhan rohani.

Bukankah proses pemulihan seperti ini menjadi gambaran pemulihan dari Tuhan akan bencana, musibah, kemalangan, pergumulan kita umatNya, tak terkecuali untuk pandemi Covid 19 saat ini?. Ketika Tuhan mengizinkan Covid masuk ke Indonesia dan melanda bangsa-bangsa, percaya bahwa Ia berjanji akan menyembuhkan dan akan menyingkapkan kepada kita, kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah" (Yeremia 33:6).

Dengan kebenaran Firman ini, kita tahu bahwa Tuhan tidak tinggal diam atas keadaan kita, keluarga kita, gereja kita, bangsa kita, dunia dan seisinya. Pandemi Covid 19 memang masih ada dan belum hilang sepenuhnya, tetapi kita harus percaya bahwa Ia berjanji akan menyembuhkan dan akan menyingkapkan kepada kita, kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah bagi bangsa kita.

Generasi Yeremia, kita semua dipanggil untuk menuntaskan Amanat Agung. Untuk itu di masa new normal ini, kita harus bersikap luwes, lentur dan fleksibel terhadap perubahan yang ada disekitar kita agar kita bisa tetap melakukan Amanat Agung ini. Perubahan boleh terjadi, situasi boleh berubah, tapi kita sebagai anak-anak Tuhan, bisa tetap bergerak menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada.

Untuk itu mari kita ubah cara berpikir kita yang sudah usang. Di masa new normal ini, kita tidak bisa paksakan diri kita bergerak dalam paradigma yang lama, kita harus bisa berubah menyesuaikan diri dengan keadaan ini. Kita tidak pernah tahu kondisi ini akan sampai kapan, yang harus kita lakukan adalah bertanya kepada Tuhan untuk mendapat tuntunan mengenai apa yang harus kita lakukan dan minta Tuhan agar kita mengalami perubahan paradigma yang baru sesuai yang Tuhan mau. Seperti yang Firman Tuhan katakan dalam Yeremia 33:3, berserulah kepada Tuhan, maka Ia akan menjawab kita dan akan memberitahukan kepada kita hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kita ketahui.

Jadi, jika saat ini semua gereja masih ditutup dan belum ada ibadah secara offline, maka yang harus kita lakukan adalah menyesuaikan diri untuk bergerak melakukan ibadah atau komsel secara online, dan terus memperlengkapi dan memberi makanan rohani kepada jemaat yang Tuhan sudah percayakan untuk kita gembalakan.

Dan jika saat ini angka kematian penderita Covid terus naik, maka kita harus sadar diri untuk mengikuti protokol kesehatan saat harus keluar rumah, dan taat pada peraturan pemerintah. Jika para murid Kristus saja bisa mengalami perubahan paradigma di pentakosta pertama, bahwa keselamatan bukan hanya untuk orang Yahudi saja tapi juga untuk semua bangsa, maka kita yang juga adalah murid Kristus, pasti juga bisa mengalami perubahan cara berpikir seperti cara berpikirNya Tuhan dalam keluarga, masyarakat, pekerjaan, studi maupun pelayanan.

Para Rasul yang hidupnya dipenuhi Roh Kuduspun, belajar lentur dan fleksibel dalam mengikuti tuntunan Roh Kudus, lalu bagaimana dengan kita?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *