Membangun Gaya Hidup Seorang Murid

Sudah empat bulan berlalu, Pandemi Covid-19 membuar banyak dari kita tertahan dan bertahan di rumah masing-masing. Bertahan dan tertahan bukan karena kalah dari Covid-19 tetapi justru untuk mengalahkan Covid-19.
Namun demikian, biar bagaimana pun bagi mereka yang biasa aktif dalam kegiatan sehari-hari merasa menjadi kurang produktif karena di rumah saja, atau karena bekerja dari rumah serasa tidak seproduktif jika mereka bekerja sebagaimana masa sebelum Covid-19.
Pandemi Covid-19 mengajarkan kepada kita bahwa ada hal-hal yang bisa diubah, ada hal-hal yang tidak bisa diubah krn diluar batas kewenangan dan kemampuan kita. Covid-19 tidak bisa kita ubah, tapi kita bisa mengubah respon kita dan gaya hidup kita sehari-hari.
Ada 4 gaya hidup murid yang harus kita bangun dalam kesempatan WFH ini, sehingga kedepan nanti dalam era new normal kita sudah semakin bertekun dalam gaya hidup kita yang sesuai dengan Firman Tuhan.

1. Gaya hidup bertekun dalam pengajaran Firman.
"mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul..." (Kis 2:42).
Perhatikan kata "bertekun" yang artinya secara konsisten (terus memerus, berkesinambungan) dan persisten (gigih, tahan banting) mengikuti pengajaran dan perintah rasul-rasul, yang tentu saja merupakan ajaran dan perintah yang sebelumnya disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada mereka (rasul-rasul). Kita bersyukur bahwa sejak tahun 397 M dalam konsili Kartago kita telah memiliki Alkitab secara komplit Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sehingga sekarang ini kita bisa bertekun dalam pengajaran TUHAN sebagaimana tertulis dalam Alkitab.

2. Gaya hidup bersekutu
"mereka bertekun dalam...dan dalam persekutuan..." (Kis 2:42)
Orang percaya yang adalah murid-murid Tuhan Yesus bukan hanya bertekun dalam pengajaran Firman, tetapi juga dalam persekutuan. Bahkan dalam Kis 2:46 secara lebih jelas dinyatakan bagaimana mereka tekun dalam persekutuan.
"Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,"
Dikatakan TIAP-TIAP HARI...wow! Mungkin sekarang ini kita tidak bisa berkumpul secara fisik mengingat adanya social distancing, namun kita bisa bersekutu secara daring (online) melalui aplikasi dan media sosial.
Untuk dapat bertekun dalam persekutuan tentu harus memiliki kerinduan dan kesatuan hati sebagai sesama murid Tuhan Yesus.

3. Gaya hidup berbagi
"...dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing." (Kis 2:45)
Gaya hidup berbagi, gaya hidup saling tolong menolong, topang menopang, sehingga tidak ada satu pun yang sampai berkekurangan.
Pandemi Covid-19 secara langsung berdampak pada perekonomian baik secara makro maupun mikro. Secara Makro tingkat pertumbuhan ekonomi bangsa tertahan, bahkan banyak negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang minus (menurun). Secara Mikro, tidak sedikit usaha/bisnis yang terhenti, para pekerja dirumahkan, penghasilan menurun drastis. Bukankah ini waktu yang sangat tepat untuk kita membangun mengembangkan gaya hidup berbagi? Sehingga jangan sampai ada sesama murid Tuhan Yesus, anggota COOL, keluarga rohani kita yang sampai berkekurangan.

4. Gaya hidup berdoa, memuji, menyembah Tuhan.
"...sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." (Kis 2:47)
Sebagaimana jemaat mula-mula memiliki gaya hidup memuji Allah, demikian juga kita membangun gaya hidup kita. Memuji Allah tidak bisa terlepas dari berdoa dan menyembah Allah, sebab hal ini adalah paket yang tak terpisahkan.
Mari bangun gaya hidup bertekun dalam Firman, bertekun dalam persekutuan, gaya hidup memberi dan gaya hidup berdoa, memuji dan menyembah TUHAN alias gaya hidup yang intim dengan TUHAN, dimana kita memiliki persekutuan yang erat dengan DIA. Maranatha!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *