Kekuatan Cinta di Balik Tatapan Mata

1 Korintus 13: 1

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

Komunikasi yang baik dimulai dengan cinta.

Siapapun yang sedang kamu ajak bicara - anak, pasangan, teman, mantan atau rekan kerja – kamu harus lebih dulu menatap orang itu dengan cinta.

Karena kata-kata tanpa perasaan cinta hanyalah sekadar basa basi. Kalau kamu tidak berkata-kata dengan cinta, sefasih apapun kamu berbicara, itu hanyalah perkataan yang sekadar lalu.

Bagaimana kamu mengkomunikasikan cinta dalam percakapan? Pertama, komunikasikanlah cintamu melalui mata. Hal ini bicara tentang caramu memandang orang lain. 

Apakah kamu pernah melihat seseorang dan menyadari bahwa orang itu tidak mengasihimu? Atau apakah kamu pernah melihat seseorang, namun tanpa mengucapkan sepatah kata pun kamu merasakan kalau orang itu mencintaimu?

Mata adalah panca indra yang bisa secara spontan memancarkan cinta. Jadi, mulailah percakapan dengan orang lain pertama-tama lewat mata. Pakai matamu untuk menunjukkan empati kepada orang lain, karena perhatian adalah bahasa cinta. Waktu kamu memperhatikan orang lain, kamu sebenarnya sedang mengatakan bahwa kamu mencintai orang itu. Sebaliknya, saat kamu tidak memberikan perhatian kamu tidak akan pernah memiliki percakapan yang produktif atau yang bisa membangun hubungan di antara kalian.

Yesus sendiri melakukan tindakan ini. Seperti dicatat dalam Markus 10: 21, saat Yesus memandang seseorang yang bertelut dihadapan-Nya hatinya pun penuh belas kasihan. Hanya dengan memandang saja, Yesus mulai mengasihi orang itu. Rasa kasih itu pun mendorong terciptanya sebuah percakapan. 

Jadi, dari ayat firman Tuhan hari ini mari belajar untuk memandang orang lain dengan kasih. Kasih yang meluap dari dalam hati kita akan tampak melalui ekspresi mata, wajah dan tubuh kita. 

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengasihi semua orang. Faktanya, ada jutaan orang di luar sana yang memerlukan perhatian dan kasih. Mereka ingin memiliki seorang teman yang memperhatikan, mendengar dan menolong mereka. Dan cara untuk terhubung dengan orang-orang ini adalah menunjukkan kasih maupun perhatian kepada mereka. Yesus sendiri berhasil membangun hubungan dengan semua orang hanya karena menunjukkan kasih yang tulus kepada orang-orang yang ditemui-Nya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *