“Tulisan yang Tak Pernah Lekang Oleh Waktu” Habakuk 2: 2

Renungan Harian, Rabu 15 Maret 2017
"Tulisan yang Tak Pernah Lekang Oleh Waktu" Habakuk 2: 2
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 75; Roma 3; Bilangan 33-34

Rekan kerja dan sahabatku Ted Cramer selalu mengatakan kalau ‘Pensil yang membosankan adalah pengingat yang lebih baik daripada ingatan yang tajam.’ Kita suka berpikir kalau kita bisa mengingat apapun yang seharusnya kita ingat tanpa harus menulisnya. Tapi kalau bisa jujur, kita tahu kalau kita bukanlah pengingat yang baik.
Aku juga mengalaminya saat aku dengan percaya diri pergi belanja tanpa menuliskan daftar belanjaan yang dipesankan istriku. Alhasil, beberapa pesanan kadang kala tidak terbeli karena lupa. Sejak pengalaman itu, istriku akan bernisiatif menuliskan daftar belanjaan supaya aku tak lagi mengulangi kesalahan yang sama.
Mungkin ada banyak sekali orang di luar sana yang punya daya ingat yang jauh lebih baik dariku. Itu adalah hal yang perlu kita syukuri kepada Tuhan. Kekurangan kita dalam mengingat juga Tuhan paham betul. Karena itu Dia memberikan Alkitab untuk kita. Dia tahu bahwa taka da cara lain yang lebih baik selain menyampaikan firman-Nya kepada kita selain daripada menuliskannya. Dia memakai 40 orang untuk menulis bagian-bagian Alkitab dan menyatukannya sekitar 1600 tahun lamanya supaya kita bisa membacanya kembali. Tapi mungkin kita dan bahkan aku sendiri pasti bertanya:
"Nah, kalau Tuhan mau menyampaikan sesuatu, Dia pasti bisa menyampaikannya secara langsung dong?”
“Alkitab kan hanya buku tua dan nggak satupun hal baru seperti sekarang ini yang ditulis di sana.”
“Alkitab? Benarkah kalau Allah adalah Allah tidakkah Dia bisa datang dengan cara yang lebih baik untuk berkomunikasi dengan manusia daripada melakukannya lewat sebuah buku?”
Tuhan tidak hanya tahu soal hidup kita saja. Dia juga punya cara yang tak terpikirkan untuk menyampaikan hal-hal besar kepada kita. Dia tahu cara terbaik untuk menyampaikan pesan-Nya kepada kit, salah satu cara itu adalah dengan menuliskannya.Di Alkitab sendiri kita bisa temukan bagaimana Dia pertama kali menyuruh Musa untuk menuliskan 10 perintah Allah (Keluaran 34: 1). Dia lalu menyu ruh Musa untuk menulis perjanjian antara dirinya dengan bangsa Israel (Keluaran 34: 27). Dia juga menyuruh Nabi Habakuk untuk menulis arahan dari Tuhan sendiri. Habakuk 2: 2
Tuhan ingin jawaban atas pertanyaan Habakuk disebarluaskan kepada semua orang. Dia pun mulai menuliskannya dengan bahasa yang sederhana. Sehingga semua orang bisa mengerti saat membacanya.
Ini hanya beberapa contoh orang-orang yang Tuhan minta untuk ‘menuliskan’ segala hal yang Dia sampaikan. Tentu saja, Alkitab secara keseluruhan adalah pesan yang diinspirasikan dari Allah sendiri bagi semua umat manusia. Karena itu, kita perlu memiliki copy-an untuk kita baca setiap hari. Alkitab membagikan rencana, mimpi dan petunjuk Tuhan bagi hidup kita. Kita perlu tahu dan menerima pesan yang jelas dari Allah sehingga kita bisa berjalan melaluinya. Kita perlu membaca, membaca dan terus membacanya. Kita harus terus jatuh cinta dengan kata-kata indah yang dituliskan dalam setiap halamannya.
Saat kamu menemukan ayat-ayat yang kamu rasa adalah untuk dirimu sendiri, tuliskanlah itu kembali. Menulis dengan pensil memang sangat membosankan, tapi tulisan yang dihasilkannya tak pernah lekang oleh waktu.
Menulis adalah ide pertama yang dicetuskan Tuhan, karena dengan ide itu kita bisa belajar tentang pekerjaan-pekerjaan ajaib yang Tuhan kerjakan sepanjang masa.
(Source : www. jawaban.com)
Selamat beraktifitas, tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *