“Tuhan, Kekanglah Mulutku” Mazmur 39:1

Renungan Harian, Senin 22 Agustus 2016
"Tuhan, Kekanglah Mulutku" Mazmur 39:1

Saya benar-benar tidak tahu apa yang saya katakan yang membuatnya tersinggung. Tetapi saya tidak ragu kalau dia membenci saya. Tuduhan dan hinaan yang berapi-api dilontarkan oleh mulutnya, membuat saya panas dan bingung. Saya menjauh dan memutuskan untuk menjaga jarak darinya sebisa mungkin. Dan kemudian saya ingat apa yang dikatakan oleh teman saya Charlene apa yang harus dilakukana saat menghadapi kritikan pedas: "Jangan menyimpannya. Jangan mengutukinya. Jangan mengingat-ingatnya lagi. Hanya perbaiki hal itu." Kemudian, saat semua orang telah pulang kerja, saya datangi ruangan kantornya, dan menaruh tangan saya dipintunya, dan saya berdoa agar segala kebutuhannya dipenuhi, kemarahannya diredakan dan agar kami bisa memperbaiki kesalahpahaman dengan baik-baik. Setiap kali saya merasakan gelisah saat mengingat kejadian itu, saya panjangkan doa berkat untuk orang itu. Hal itu membutuhkan waktu beberapa bulan, tetapi akhirnya dia bersikap seperti tidak pernah terjadi apapun.
Ingat bagaimana Yesus menghadapi para pengkritik-Nya? Diam. Tidak berpura-pura. Tidak membela diri. Dia mendengarkan apa yang mereka katakan, tetapi lebih sering tidak menjawab apapun. Sekalipun diam adalah respon yang paling baik, merespon sedikit mungkin adalah hal terbaik kedua.
Dr.Kirk Neely, penulis dan seorang pendeta bidang konseling, menawarkan arti lain dari mengekang mulut ketika menghadapi kritikan, atau orang negatif. Ketika dikonfrontasi dengan tuduhan yang tidak benar atau kritikan, dia menyarankan meresponinya dengan berkata: "Saya minta maaf jika kamu merasa demikian." Lagi pula, argumen dan tuduhan biasanya muncul dari perasaan dari pada faktar. Dengan menggunakan sedikit respon verbal, Anda mengakui perasaan si penuduh, namun tidak setuju dengan sudut pandangnya, atau salah pengertian-nya.
Selain saat menghadapi kritikan ada banyak kejadian lain dimana kita harus mengekang mulut, contohnya saat tergoda untuk mengeluh. Daripada mengeluh mengapa kita tidak berdoa saja dan bersyukur? Apapun keadaan kita, ucapan syukur akan mendatangkan berkat bagi kita.
Ketika tergoda untuk berkomentar negatif atau merendahkan, mari kekang mulut kita dan ucapkan hal positif dan membangun orang lain.
Ketika tergoda untuk membandingkan diri dengan orang lain, mari kekang mulut dan memohon kepada Tuhan agar kita bisa bersyukur dengan apa yang Tuhan telah anugerahkan dalam hidup kita.
Akan ada banyak situasi menantang dimana kita diperhadapkan untuk mengekang mulut kita. Salah satu cara terbaik untuk mengatasinya adalah berdoa agar Tuhan menolong kita untuk mengendalikan lidah dan mulut kita, sehingga setiap kata yang keluar dari mulut kita adalah ucapan berkat. (Source : www. jawaban.com)
Selamat beraktifitas, tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *