“Si Pendakwa” Matius 22:29

Renungan Harian, Sabtu 11 Februari 2017
"Si Pendakwa" Matius 22:29
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 42; Kisah Para Rasul 14; Keluaran 33-34
 
Ketika berpikir tentang tahun-tahun yang aku habiskan untuk mengalahkan diri sendiri dalam segala hal, aku ingin menunduk. Selama bertahun-tahun, aku berjalan kepada suara yang terus bergenderang di kepalaku mengatakan: "Aku tidak cukup baik. Aku orang yang mengerikan karena memiliki pengalaman mengerikan. Allah tidak akan mengasihiku karena pilihan yang telah kubuat. Allah tidak akan mengampuniku karena hal-hal yang telah aku lakukan."
Terus menerus dakwaan itu menghampiri. Aku percaya Allah mengasihi orang lain, tapi aku tidak bisa percaya Ia mengasihiku.
Sebagai pengikut Yesus Kristus, aku mengerti aku memiliki musuh. Aku tahu siapa namanya. Apa yang tidak cukup aku pahami adalah dakwaan yang aku dengar dengan begitu keras dan jelas pada dasarnya adalah itu dari musuhku. Setan pasti begitu senang mengetahui salah satu putri perjanjian Allah mengonsumsi setiap hari dakwaan vonis yang menyatakan bahwa dirinya adalah orang yang bersalah.
Ketika Yesus menyatakan kepada orang Saduki dalam Matius 22:29
Dalam Matius 22:23-32, Yesus berbicara kepada orang-orang Saduki tentang kebangkitan dan kehidupan setelah kematian. Orang-orang Saduki berusaha untuk menjebak Yesus. Mereka tidak mengerti siapa yang sedang mereka ajak bicara. Apa yang menjadi poin Yesus saat itu sesuai untuk situasi saya. Berapa kali kita percaya akan suara-suara keras dan tinggal di kepala kita? Berapa kali kita kuatir atau takut atau ketakutan karena kita tidak mengetahui atau memercayai kuasa Allah?
Allah memberikan kepada kita Firman-Nya. Ia mengirim anak-Nya Yesus Kristus untuk mati bagi dosa-dosa kita. Ia membuat perjanjian dan janji-janji, tetapi jika kita tidak mengenal-Nya dengan menghabiskan waktu dengan-Nya atau dalam firman-Nya, kita akan menjalani kehidupan dengan memercayai kebohongan-kebohongan yang disampaikan kepada kita.
Hal mulai berubah bagiku ketika aku bertemu seorang saudari di dalam Allah yang lebih matang secara rohani. Ia selalu berjalan di sampingku dan mendorongku untuk mengenal Allah secara pribadi dengan mempelajari firman-Nya. Semakin aku mempelajari, semakin mataku terbuka pada kebenaran.
Aku sangat gembira ketika aku mempelajari kebenaran apa yang Allah pikirkan tentangku. Aku ini "Putri yang dikasihi dan dikenan," Matius 3:17; Mazmur 17:8, Roma 8:1.
Seiring waktu, aku belajar pertempuranku bukanlah "darah dan daging," dan harus berperang dengan senjata firman Tuhan!
Ketika aku diserang dengan ingatan-ingatan akan beberapa dosa, aku menanggapinya dengan, "ya, itu benar, tapi Darah Juruselamatku Yesus Kristus telah menebus, dan Ia mengatakan kepadaku dalam Yesaya 43:25, "Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanku oleh karena Aku sendiri, dan aku tidak mengingat-ingat dosamu."
Aku menyaksikan sendiri "ketika musuhku datang seperti air bah, Roh Kudus bangkit melawan mereka." Yesaya 59:19 (Terjemahan berdasarkan NKJV)
Ketika suara-suara mencoba untuk mengatakan, aku tidak layak atau tidak diinginkan, sekarang aku menyatakan, Tidak! Aku menolak pemikiran itu! Aku mengingat kebenaran, "sebab di dalam Dia Allah telah memilih aku sebelum dunia dijadikan...Dalam kasih aku telah ditentukan dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya" Efesus 1: 4,5.
Jika kita mengetahui Alkitab, jika kita percaya pada kuasa Allah, kita bisa melawan atau menolak jeritan suara kebohongan. Mulailah mempelajarinya!
Percayai saja apa yang Allah katakan tentangmu dan jangan dengarkan yang lain!
(Source : www. jawaban.com)
Selamat beraktifitas, tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *