Sense Of Urgency

Pernahkah Anda melihat atau mengalami sesuatu yang mendesak, yang tidak dapat ditunda? Misalnya seorang ibu yang sakit bersalin, yang siap melahirkan setelah mengandung sembilan bulan lebih, atau mereka yang membutuhkan pertolongan medis dengan segera karena mengalami kecelakaan yang dapat merenggut nyawa. Demikian juga mereka yang dikejar deadline pengumpulan tugas kuliah atau pekerjaan? Inilah yang kita sebut dengan sense of urgency.

Dalam dekade penyelesaian Amanat Agung 2023-2033 ini kita harus memiliki sense of urgency, sebab waktu ini sangat singkat. Kita tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang hanya berkisar 9 (sembilan) tahun dan beberapa bulan saja. Kita berdoa agar setiap orang mengalami perjumpaan yang otentik dengan Tuhan Yesus melalui kehadiran dan kuasa Roh Kudus. Kedepan ini kita harus fokus. Ada 3 (tiga) hal yang dilakukan oleh mereka yang memiliki sense of urgency.

A. Jaga Hati
Dalam konteks ini kita harus tetap menjaga kesederhanaan dan kerendahan hati. Kedepan ini kita akan melihat penuaian jiwa yang dahsyat dan pemakaian Tuhan secara luar biasa dengan berbagai karunia, tanda heran dan mukjizat. Selain menjaga kerendahan hati, kita juga perlu menjaga kemurnian hati, jauh dari segala kekecewaan dan kepahitan. Kita harus melepaskan pengampunan. Orang yang memiliki kemurnian hati juga tidak akan mabuk kemenangan ketika dipakai Tuhan Yesus dengan luar biasa.

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23)

"Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." (Matius 5:8)

B. Perbanyak Melakukan Doa, Pujian Dan Penyembahan
Sebagaimana disampaikan oleh Gembala Pembina, pola penuaian jiwa-jiwa yang TUHAN kerjakan melalui menara doa, melalui doa, pujian dan penyembahan. Itu sebabnya jangan pernah bosan-bosan dengan doa, pujian dan penyembahan. Kita harus menjadikan doa, pujian dan penyembahan sebagai gaya hidup kita bahkan sampai di kelompok-kelompok COOL. Melalui doa, pujian dan penyembahan kita sedang meninggikan Tuhan Yesus, bukan meninggikan yang lain. Jika Tuhan Yesus ditinggikan, maka Ia akan menarik jiwa-jiwa datang kepada-Nya (Yohanes 12:32). Akan ada perjumpaan dengan TUHAN di kelompok-kelompok COOL. Doa, pujian dan penyembahan kita juga tentunya tidak lepas dari bahasa roh. Seperti Rasul Paulus, mari kita lebih banyak dan lebih sering berbahasa roh (1 Korintus 14:18), dan kita akan melihat dan mengalami terobosan.

c. Perbanyak Melakukan Doa Peperangan Rohani
Doa peperangan rohani kita lakukan dengan melaksanakan doa puasa, doa keliling, kubu doa, dan doa syafaat lainnya. Semua ini kita lakukan bukan sekedar sebagai aktivitas semata dan tentunya bukan tanpa tujuan. Rasul Paulus dengan inspirasi Roh Kudus menyampaikan kepada Timotius yang merupakan pesan Tuhan untuk kita dalam 1 Timotius 2:1-4, "Pertama-tama aku menasihatkan: naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran."

Selain ketiga hal tersebut, mereka yang memiliki sense of urgency akan bergerak bersama memberitakan injil dan menjangkau jiwa-jiwa di marketplace, untuk itu kita perlu pengurapan dari Tuhan Yesus. Tetap bergiat dan semangat, waktunya tidak akan lama lagi, mari kita merebut jiwa-jiwa bagi Tuhan Yesus. Amin. (DL)

Selain ketiga hal tersebut, mereka yang memiliki sense of urgency akan bergerak bersama memberitakan injil dan menjangkau jiwa-jiwa di marketplace, untuk itu kita perlu pengurapan dari Tuhan Yesus. Tetap bergiat dan semangat, waktunya tidak akan lama lagi, mari kita merebut jiwa-jiwa bagi Tuhan Yesus. Amin. (DL)

hmministry.id

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *