“Sebuah Petualangan Iman” Matius 6: 33

Renungan Harian, Rabu 11 Januari 2017
"Sebuah Petualangan Iman" Matius 6: 33
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 15; Matius 15; Kejadian 29-30

Aku selalu berhadapan dengan pilihan rumit ketika harus mengambil keputusan besar. Di satu sisi, aku paling nggak suka merasa tertekan saat akan mengambil keputusan yang mengubah hidup. Tapi, pada saat yang bersamaan aku juga menyukainya karena pada dasarnya aku suka petualangan. Dan sekali pilihanku sudah aku ambil, aku bisa berkelana untuk mencapainya.
Saat aku berumur 17 tahun, aku memilih perguruan tinggi luar negeri yang mahal. Tapi orangtuaku membujukku untuk memilih sekolah yang lebih murah dan dekat dengan rumah. Karena aku memang keras kepala, aku menolak menuruti mereka meskipun kenyataannya mereka tak sanggup membiayai sekolahku.
Pada akhirnya, aku mencoba meyakinkan orangtuaku bahwa Tuhan akan mengatur segalanya. Aku mempercayakan soal dana kepada Tuhan. Aku tak tahu pasti kenapa aku bisa seyakin itu, tapi aku percaya Dia sanggup dan orangtua ku hanya perlu mengimaninya.
Inilah petualangan iman yang pertama kali aku jalani. Aku memilih atah yang tampaknya mustahil, karena memang aku sudah mengalami pekerjaan Tuhan dalam hidupku. Dan memilih kampus ini bukanlah hanya karena keinginanku sendiri, tapi untuk Tuhan.
Sebagai anggota kerajaan Allah, segala sesuatu yang kita lakukan harusnya kita lakukan untuk Tuhan. Hal ini sudah disampaikannya lewat Matius 6:33, supaya kita lebih dulu mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Saat kita menyadari kalau kerajaan Allah itu berkaitan dengan kehidupan kita, Tuhan akhirnya akan memimpin kita dengan cara-Nya sendiri. Hati kita menjadi selaras dengan-Nya, dan keinginan kita mencerminkan kehendak-Nya (baca Amsal 15:20).
Kita nggak akan pernah tahu akhir dari perjalanan kita, tapi Tuhan akan membawa kita sampai ke sana (Amsal 15:21). Meskipun kita merasa arah perjalanan kita tampak nggak jelas, tapi saat kita membuat pilihan, kita akan semakin mencari Tuhan, berdoa dan mendedikasikan hidup kita sepenuhnya untuk Dia.
Saat kita terlebih dulu mencari Kerajaan-Nya, sesungguhnya Dia akan memenuhi apa yang kita perlukan. Dan aku mengalaminya saat aku memilih masuk kampus yang aku pilih dan lulus dengan cara yang nggak terbayangkan. Aku dan orangtuaku tak habis pikir dengan sumber biaya yang aku habiskan selama sekolah.
Perjuangan iman itu seakan impas. Karena iman itu didasarkan pada petualangan untuk mengejar Kerajaan Allah. Hal itu tak akan pernah gagal. Jadi, bermimpilah yang besar, karena tak ada impian yang terlalu besar bagi Tuhan. Kejarlah impian itu dengan iman dan Dia akan memimpin untuk mencapainya.
Bermimpilah yang besar, karena tak ada impian yang terlalu besar bagi Tuhan.
(Source : www. jawaban.com)
Selamat beraktifitas, tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *