“Siapakah Aku?” Keluaran 20:2

Renungan Harian, Kamis 28 Juli 2016
"Siapakah Aku?" Keluaran 20:2

"Siapakah aku?" Itu adalah pertanyaan yang ingin kita jawab. Sejujurnya, ini adalah hasrat saya, agar semua orang tahu siapa diri mereka sebenarnya. Segala sesuatu mengalir dari sana - pola pikir Anda, pilihan-pilihan Anda, cara pandang Anda, perasaaan Anda, dan ya, kekekalan yang akan Anda jalani. Banyak orang yang hidup dengan mempercayai kebohongan. Mereka hanya tahu versi palsu tentang siapa diri mereka. Tetapi ketika Anda tahu kebenarannya - versinya Tuhan - dan Anda menghidupinya, Anda dibebaskan untuk hidup dalam kelimpahan yang telah Tuhan sediakan bagi Anda.
Tuhan memanggil Abraham keluar dari Ur. Dia meninggalkan tanah airnya, keluarganya, dan identitasnya untuk mengikuti Tuhan dan janji akan sebuah tanah yang baru, keluarga baru dan identitas yang baru. Pada akhirnya, janji Tuhan itu menciptakan sebuah bangsa yang baru melalui Abraham - Bangsa Israel.
Abraham memiliki anak, Ishak, dan ishak memiliki anak Yakub (yang juga dikenal Israel). Yakub memiliki dua belas anak, dan seluruh keluarga Israel ini berakhir di Mesir karena masa kelaparan tiba, dimana jumlah mereka berlipat ganda dan mereka diperbudak selama ratusan tahun. Tuhan telah memberitahu Abraham bahwa hal ini akan terjadi, tetapi Dia juga berjanji akan membawa mereka keluar (Kejadian 15:13).
Melalui Musa, Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir dengan tangan-Nya yang kuat. Tetapi empat ratus tahun adalah waktu yang lama. Generasi berganti. Bagi mereka yang hidup saat itu, Mesir adalah satu-satunya tempat yang mereka tahu. Budaya Mesir sudah mendarah daging, mulai dari makanan hingga apa yang mereka sembah, yang akhirnya membawa mereka menyembah berbagai dewa. Tuhan tidak hanya membawa mereka keluar dari Mesir; Dia perlu membuat Mesir keluar dari hidup mereka. Lebih lagi, mereka sedang menuju Kanaan, wilayah lain yang dipenuhi dengan orang-orang yang melakukan hal yang berdosa kepada Tuhan. Tuhan berfirman kepada mereka melalui Musa, Imamat 18:3.
Bangsa Israel harus tahu bahwa mereka tidak sama dengan yang lain. Mereka telah dipisahkan untuk Tuhan. Mereka berbeda. Sebagai umat Tuhan, mereka memiliki identitas sendiri, budaya dan kebiasan mereka sendiri, dan cara mereka sendiri dalam menyembah - penyembah yang benar. Apa yang ditulis dalam kitab Keluaran, Imamat, Ulangan dan Bilangan adalah tentang identitas baru mereka dan mempersiapkan mereka untuk memasuki Tanah Perjanjian, dimana mereka akan menjadi terang dan teladan akan kekudusan dan kebenaran bagi dunia.
Anda mungkin tahu kisahnya. Sebagai suatu bangsa, mereka tidak perna sampai pada identitas tertinggi yang sudah Tuhan tetapkan bagi mereka. Sebaliknya, mereka tetap mengindetifikasikan diri mereka dengan budaya di sekitar mereka, menyamakan diri mereka dengan orang-orang yang tidak kenal Tuhan yang benar, mengikuti jalan-jalan mereka. Tetapi ada juga yang bersinar diantara mereka, seperti Yosua, yang berkata, Yosua 24:15. Tetapi bangsa itu terus menjauh dari Tuhan. Yang lebih buruh, pemimpin rohani mereka memimpin jalannnya. Daripada menyampaikan apa yang difirmankan Tuhan, mereka menyampaikan apa yang mereka pikirkan (Yeremia 23; Yehezkiel 34).
Tuhan berjanji memberkati mereka yang taat, tetapi karena ketidaktaatan mereka, Tuhan mengijinkan umat-Nya ditaklukan dan ditawan (2 Raja-raja 17:24-25).
Apakah hal ini relevan dengan kehidupan kita? Tentu saja! Jika Anda telah diselamatkan, Tuhan telah membebaskan Anda dari perbudakan - perbudakan dosa (Roma 6:17-18). Tetapi sekalipun kita dibawa keluar dari "Mesir kita," kita masih harus mengeluarkan "Mesir" dari hidup kita. Yang kita tahu dan percaya tetang diri kita dan dunia ini telah disaring oleh si Jahat (Efesus 2:1-2). Tetapi seperti Tuhan mengajar orang Israel, Dia juga mengajar kita melalui firman-Nya bahwa kita bisa memperbaharui pikiran kita dengan kebenaran siapa diri kita sebenarnya. Kita telah dipisahkan bagi Tuhan, dan semakin kita berjalan dalam identitas Ilahi kita dan jalan Ilahi-Nya, semakin kita menikmati berkat-Nya.. dan menyinarkan terang Yesus kepada dunia.
Bapa di Sorga, terima kasih karena telah membebaskan aku dari perbudakan dosa. Jangan biarkan aku berjalan dan berpikir seperti aku dahulu. Perbaharui pikiranku. Oh Tuhan. Buat aku mengenal jalan-jalan-Mu, ajarkan aku jalan-Mu. Aku ingin hidup dalam kebenaran, untuk kemuliaan-Mu. Di dalam nama Yesus. Amin. (Source : www. jawaban.com)
Selamat beraktifitas, tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *