“Sebuah Pertandingan Yang Bernama Kehidupan” Roma 8:11

Renungan Harian, Rabu 8 Juni 2016

"Sebuah Pertandingan Yang Bernama Kehidupan" Roma 8:11

Ketika isteri saya Gwen dan saya tinggal di Australia, kami bertemu dengan seorang wanita yang tinggal di pedesaan Queensland. Dia menggambarkan seperti apa tinggal di kota kecil dengan aliran listrik yang terbatas. Dia menceritakan kepada kami bahwa ada sebuah rumah sakit di kota itu, dan seseorang dari rumah sakit secara teratur akan menghubungi rumah demi rumah dengan pesan darurat: "Tolong matikan oven Anda. Kamu akan menyalakan mesin X-ray."

Kebanyakan kami di Amerika tidak pernah mengalami aliran listrik yang terbatas. Ketika badai yang kadang-kadang terjadi memadamkan listrik untuk sementara waktu, saya bahkan tidak bisa mencari lampu darurat. Pemadaman listrik mematikan elevator antar lantai, membuat kantor menjadi gelap gulita dan melumpuhkan komunikasi publik (terutama bagi mereka yang dapat informasi lewat televisi). Untungnya, hal itu biasanya hanya sebentar.

Ketika sampai pada kehidupan rohani kita tidak pernah menghadapi bahaya kekurangan aliran daya. Tuhan telah memberikan kepada kita Roh Kudus dan menyediakan bagi kita segala daya yang kita butuhkan. Kuncinya dari kesuksesan hidup terletak pada berlatih mengguanakan kekuatan rohani yang tersedia bagi kita itu.

Beberapa tahun lalu, Mike Kollin meninggalakan Auburn University untuk bermain secara profesional di klub football Miami Dolphin. Shug Jordan, pelatihnya di Auburn University menghubunginya dan memintanya merekrut pemain untuk Auburn dari daerah Miami.

"Tentu pelatih," demikian jawab Mike. "Pemain seperti apa yang kamu cari?"

"Nah, Mike," jawab Jordan. "Ada yang yang kamu jatuhkan dan mereka tetap dibawah."

"Kita tidak mau orang yang seperti itu kan pelatih?"

"Tidak!" tegas Jordan.

"Ada orang yang kita jatuhkan dan bangkit lagi. Jatuhkan lagi dan bangkit lagi. Jatuhkan lagi dan bangkit lagi."

"Kita ingin orang seperti itu kan pelatih?" respon Mike.

"Tidak, Mike," jawab Jordan. "Kita tidak mau orang seperti itu juga. Kita cari orang yang bisa menjatuhkan orang-orang itu. Kami inginkan dia."

Tuhan ingin kita menjadi orang percaya yang bisa mengatasi semua tantangan dalam kehidupan ini. Dia ingin kita hidup dalam kemerdekaan dan tidak diikat oleh dosa dan kematian yang ada di sekitar kita. Masalahnya apakah kita sadar akan kelemahan dan keterbatasan kita. Kita merasa tidak memadai dengan kemampuan kita menjalani hidup dalam kebebasan seperti itu. Sesuatu harus dilakukan agar membuat kita cukup kuat dalam pertandingan yang kita sebut kehidupan.

Paulus, di Roma 8, memberikan kepada kita jawaban Tuhan atas kelemahan manusia. Tuhan telah menyediakan Roh Kudus. Setiap kita tahu buruknya dosa bagi hidup kita, dan kita hanya perlu melewati kuburan untuk tahu bahwa kematian itu adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Kabar baik yang Paulus bagikan memberi kita harapan: "Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut." (Roma 8:2).

Ini adalah pernyataan yang luar biasa! Sekuat apapun dosa dan kematian, Tuhan telah mengutus Yesus, dan melalui Dia, kita telah dimerdekakan. Dosa dan maut tidak bisa mengalahkan kita. Roh Kudus lebih dari cukup sebagai tandingan untuk kedua hal itu. Tuhan tidak ingin kita  bertempur melawan dosa dan maut dengan kekuatan kita sendiri, sebaliknya Dia mengutus Roh Kudus untuk memerdekakan kita dalam menjalani kehidupan ini.

Kita bisa menjalani kehidupan yang merdeka baik sekarang maupun dalam kekekalan, karena Yesus Kristus telah mengalahkan dosa dan maut dan Dia memberikan Roh Kudus untuk menolong kita menjalani kehidupan ini menuju kekekalan.

(Source : www. jawaban.com)
Selamat beraktifitas, tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *