Dapatkah Aku Mengendalikan Badai Kehidupan?

2 Korintus 4: 18

Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Ada dua jenis manusia di dunia ini, yaitu mereka yang saat ini mengalami krisis dan mereka yang akan melalui krisis. Sepertinya, kamu akan lebih sering bertemu manusia dengan yang pertama.

Yesus berbicara tentang dua pria yang membangun rumah pada akhir khotbahnya di bukit. Pria pertama membangunnya di atas pondasi batu yang kokoh, dan pria kedua membangun di atas pondasi pasir yang tidak stabil.

Kemudian Yesus berkata demikian mengenai kedua rumah itu: “Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu” dan “Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” (Matius 7:25, 27).

Ini bukan membicarakan mengenai hujan yang turun melainkan kapan rumah itu akan roboh.

Saya harap suatu hari akan tiba saatnya seluruh masalah yang kita hadapi selesai dengan tuntas. Tapi sayangnya, ketika satu masalah selesai, akan datang masalah yang lain. Pada akhirnya, kita tetap harus menghadapi badai yang telah menanti.

Kemungkinan yang lebih buruk, badai tersebut bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Kita mungkin akan menghadapi kesulitan, dan kecemasan.

Terkadang pencobaan dan kesulitan dalam hidup kita terlihat acak, tapi sebenarnya tidak! Matius 5: 45 memberitahu kita, “Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.”

Dalam 2 Korintus 4: 17-18 rasul Paulus menulis, “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.”

Badai memiliki awal, dan akhir. Ketika badai berakhir, ada sesuatu yang terjadi, yaitu penyertaan Tuhan yang luar biasa.

Kita tidak bisa mengontrol keadaan, kita tidak bisa mengontrol apa yang orang lain katakan kepada kita atau tentang kita. Kita juga tidak bisa mengendalikan segala hal yang menghalangi kita.

Satu-satunya yang dapat kita kendalikan adalah cara kita merespon suatu masalah.

source: jawaban.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *