Renungan Harian, Kamis 2 November 2017
"Berserahlah dan Berpikirlah Seperti Anak Kecil Karena Saat Itulah KuasaNya Menjadi Nyata" Matius 18:3
Bacaan Setahun : Mazmur 124; 2 Tawarikh 36:11-21; Yeremia 27
Beberapa tahun yang lalu, saya dan isteri saya (Debbie) menjadi tuan rumah dari seorang siswa pertukaran dari Korea yang berusia 23 tahun. Dia tinggal di rumah kami hanya satu malam. Gadis tersebut baru saja memulai perjalanan dari Boston ke Wasinghton, D.C dengan sepeda.
Pengembara muda ini berbicara dalam bahasa Inggris yang terbatas dan ingin melakukan perjalanan melalui daerah-daerah terpadat di Amerika Serikat. Hanya iphone yang menemaninya sebagai penunjuk arah.
Dia terlihat nggak begitu kuat alias sedang lelah, tetapi saat kami pulang kerumah, kami melihatnya berjalan dengan sepedanya ke atas bukit.
Saya dan isteri sangat suka berkeliling dengan sepeda mengintari lokasi baru, jadi kami mengerti dengan baik bagaimana dia sangat tertarik dengan lokasi sekitar, bahkan kami juga tahu apa saja yang diperlukan saat melakukan perjalanan dengan sepeda.
Baiklah, beberapa hari sebelumnya, dia mengatakan telah membeli sepeda melalui online dan dia belum sempat mengendarainya. Oleh sebab itu, dia memutuskan untuk melakukan perjalanan dengan sepedanya.
Hal yang paling mengejutkan dari gadis muda ini adalah dia kurangnya persiapan. Dia tidak menggunakan celana berlapis untuk mencegah luka saat jatuh dari sepeda nanti, dia nggak pakai sepatu khusus bersepeda untuk menambah tenaganya saat mengayuh sepeda, dia juga nggak memiliki pompa untuk memperbaiki ban yang kempes diperjalanan.
Kami hanya terkejut dengan persiapannya yang sama sekali nggak ada, Kami juga nggak percaya dengan apa yang dia bawa. Bukannya membawa pompa dan peralatan yang penting, namun justru dia membawa sesuatu yang nggak penting. Misalnya dia mengikat tempat biolanya dibelakang! Apa yang kamu harapkan dibawa oleh seorang murid sekolah musik saat bersepeda)?
Terlepas dari kekaguman dan perhatian kami, semakin banyak waktu yang kami habiskan dengan anak ini, semakin kami menghargai apa yang dibawanya dan usahanya. Kami bisa melihat semangatnya yang bebas dan cara pikirnya yang optimis, kami juga bisa melihat rasa percaya diri dan tekadnya. Dia juga memiliki mimpi bahwa suatu hari dia akan melakukan perjalanan seperti ini dengan calon suaminya. Yang terpenting dan saya lihat dari hidupnya bahwa dia membawa kemauan untuk mengeksplorasi tanpa mengkhawatirkan hal-hal yang nggak dapat dia kontrol. Singkatnya dia sangat polos.
Ketika kita bertobat dan kembali kepada kebenaran firman, kita tentu berharap sebuah kedamaian dan kita harus seperti anak kecil yang polos seperti anak muda diatas.
Matius 18:3
Jadi ketika Tuhan memanggil kita untuk mengikut Dia, Dia nggak meminta kita untuk mempersiapkan diri melalui perjalanan pertama. Sebaliknya, Dia memanggil dan mengharapkan kita untuk meninggalkan segalanya dan pergi (baca: Matius 8:18-22).
Mazmur 116:6
Meskipun kami berusaha memberinya makan karbohidrat lebih banyak dari yang bersedia dia makan dan menyediakan perlengkapan yang kami pikir dia butuhkan, kami merasa bahwa dia justru memberikan kami pelajaran yang besar lewat usaha perjalanannya hari itu.
Kami mengecek perjalanan dia saat dia menuju selatan. Yang mengejutkan adalah, dia sampai ke Manhattan, jatung kota New York dengan baik-baik saja tanpa ada masalah dalam perjalanan. Bahunya memang sedikit lelah, sehingga dia memutuskan untuk berhenti disana sambil menikmati karier barunya sebagai pemain biola virtuoso.
Apapun itu, dia telah mencapai sebuah prestasi yang luar biasa dan mengajarkan kita sesuatu yang penting lewat proses perjalanannya.
Source : www. jawaban.com)
Selamat beraktifitas, tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati
Note: Apabila Saudara ingin memesan dvd khotbah GBI Danau
Bogor Raya bisa menghubungi Sekretariat Kantor Gereja (0251) 8351059