“Bebas dari Penghakiman” Roma 2:1

Renungan Harian, Rabu 21 September 2016
"Bebas dari Penghakiman" Roma 2: 1
 
Sebelum saya dan suami saya Robert menyadari akar kesalahan dari konflik yang terjadi dalam pernikahan kami, saat itu kami masih tetap berjuang untuk menyelamatkan pernikahan ini. Ibarat seperti seekor burung yang berjuang bebas dari sebuah perangkap. Kami berdua sama-sama terluka. Saya berpikir saat itu bahwa konflik ini tidak akan pernah usai.
Perjuangan kami untuk menyudahi kekacauan ini terus berlanjut. Kami semakin saling menyakiti dan menjatuhkan. Saya tidak pernah menduga ternyata sayalah yang memegang kunci dari permasalahan ini. Saya menyadari bahwa saya sudah menghakimi Robert. Penilaian saya terhadapnya membuat kami terperangkap dalam konflik yang menghancurkan kebahagiaan kami. Saya juga semakin khawatir apabila Robert akhirnya tak lagi mencari Tuhan.
Firman Tuhan dalam Matius 7 ayat 1-2 menggema kuat di hati saya, katanya, “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Selama saya masih terus menghakimi suami saya, saya juga akan mendapatkan penghakiman. Konsekuensi dari pikiran terhadap suami saya ternyata jauh lebih buruk. Selama berbulan-bulan lamanya, kami berjuang membebaskan diri seperti burung yang terjebak.
Sejak saya minta ampun atas tindakan saya kepada Robert, saya mulai mempercayakan Tuhan bekerja melakukan tujuan-Nya. Robert dan saya pun merasakan kebebasan. Dia mulai mencari Tuhan kembali dan kami kembali menemukan kebahagiaan bersama Tuhan. Kami kembali membangun persekutuan yang sudah pernah kami lakukan bersama.
Penghakiman tidak hanya terjadi dalam hubungan, tetapi bisa juga terjadi terhadap mertua, pendeta, rekan kerja, atau tetangga kita. Namun jalan keluar untuk bebas dari perangkap penghakiman ini adalah firman Tuhan dalam Roma 2: 1 bahwa agar kita tidak dihakimi, maka jangan coba menghakimi atau menilai orang lain. Karena saat kita menghakimi, kita sendirilah yang sebenarnya sedang kita hakimi. – Kay Camenisch
Jangan pernah menghakimi orang lain jika tidak ingin menerima penghakiman. (Source : www. jawaban.com)
Selamat beraktifitas, tetap semangat. Tuhan Yesus Memberkati

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *